Nama : Mega Puspitasari
NPM : 24210313
Kelas : 4 EB 22
Tugas : Akuntansi Internasional
BAB 7 TRANSLASI MATA UANG ASING
A. KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK BISNIS INTERNASIONAL
Standar akuntnsi bisnis luar negeri serta transaksi
pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 telah dikeluarkannya
Accounting Research Buletin (ARB). Kemudian diperbarui dengan ARB no 43 tahun
1943. diIndonesia , ketentuan akuntansi untuk bisnis internasional diawali
dengan dikeluarkannya PSAK no 10 dan 11 tahun 1994 yang menjelaskan standar
yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi mata uang asing dan
menjabarkan laporan keuangan mata uang asing.
1. Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan Dalam PSAK no 10 dinyatakan bahwa
: Perusahaan dapat melakukan aktifitas yang menyangkut valuta asing ( Foreign
Activities) dalam dua cara, melakukan transaksi dalam mata uang asing atau
memiliki kegiatan usaha luar negeri ( Foreign Ooperation ). Dalam PSAK no 10
diberikan beberapa definisi yang terkait dengan kegiatan bisnis internasional
antara lain:
- kegiatan usaha luar negeri ( foreign operation ) adalah perusahaan anak (subsidiary), perusahaan assosiasi, usaha patungan ,atau cabang perusahaan pelapor, yang aktifitasnya dilaksanakan disuatu Negara diluar Negara perusahaan pelapor.
- Entitas asing adalah suatu kegiatan usaha luar negeri, yang aktifitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.
- pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atagu dibayar yang jumlahnya pasti atau deapat kditentukan.
- nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelaesaian kewajiban antara pihak yang paham dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar.
2. Pendekatan Penjabaran Laporan Keuangan Beberapa pendekatan
penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik,
meliputi ;
- Metode Lancar-Tak lancer, yang menjabarkan akun-akun lancar pada kurs sekarang serta akun-akun tidak lancar pada kurs histories.
- Metode Moneter-Non moneter, yang mengubah aktiva dan kewajiban moneter pada kurs sekarang serta aktiva dan kewajiban non moneter pada kurs histories.
- Metode Temporal, yang mengubah aktiva dan kewajiban yang dinilai dengan prinsip akuntansi yang sama.
- Metode Kurs Sekarang, yang menjabarkan seluruh aktliva dan kewajiban pada kurs sekarang.
B. TUJUAN PENJABARAN DAN KONSEP MATA UANG FUNGSIONAL
1. Tujuan penjabaran laporan keuangan adalah sebagai berikut:
- Menyajikan informasi secara umum sejalan dengan efek ekonomis yang diharapkan dari perubahan kurs pada ekuitas dan arus kas perusahaan.
- Menggambarkan dalam laporan konsolidasi aktivitas financial serta hubungan dari masing-masing entitas terkonsolidasi sebagaimana dinilai dalam mata uang fungsional agar bias sejalan dengan prinsip akntansi yang berlaku umum.
2. Konsep mata uang fungsional Mata uang fungsional adalah mata uang yang
digunakan dalam wilayah operasi utama perusahaan, mata uang dimana perusahaan
tersebut menghasilkan serta membelanjakan uang kas mereka. Syarat suatu mata
uang dapat menjadi mata uang fungsional adalah sebagai berikut:
- Harga jual Jika harga jual produk dari suatu entitas luar negeri lebih banyak ditentukan oleh persauingan ditingkat local atau regulasi pemerintah local, maka mata uang local dari entita luar negeri tersebut dapat dipakai mata uang fungsional.
- Pasar penjualan Jika pasar penjualan berada seluruhnya dinegara perusahaan induk maka mata uang Negara perusahaan induk tersebut dapat digunakan sebagai mata uang fungsional.
- Pengeluaran Pengeluaran perusahaan seperti upah pekerja serta biaya material yang merupakan biaya local dapat membenarkan dijadikannya mata uang local dari entitas luar negeri sebagai mata uang fungsional.
- Pendanaan Ditentukan oleh mata uang local dari entitas luar negeri, serta jika dana yang dihasilkan dalam operasi perusahaan cukup untuk melunasi hutang, baik hutang saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Maka mata uang local dari entitas luar negeri dapat dijadikan mata uang fungfsional.
- Perjanjian serta transaksi antar perusahaan dalam volume yang besar.
C. DEFINISI DAN KONSEP PERTUKARAN DALAM MATA UANG ASING
Kurs adalah nisbha/ rasio antara satu unit mata uang
dengan jumlah mata uang lain yang setara degan mata uang tersebut pada suatu
waktu. Kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk transaksi luar negeri selain
kontrak berjangka adalah sebagai berikut:
- Kurs spot (spot Rate) yaitu kurs tunai yang berlaku pada saat transaksi.
- Kurs sekarang (current Rate) adalah kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau pada tanggal transaksi.
- Kurs Historis adalah kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
- Kurs penutup (closing Rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca. Kurs spot merupakan cerminan nilai pasar, sementara kurs sekarang dan kurs historis merupakan terminasi akuntansi. Kurs sekarang untuk transaksi mata uang asing adalah kurs spot sebagai akibat penyesuaian langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing pada tanggal transaksi. Kurs historis adalah kurs spot yang mengacu pada tanggal kejadian atau trasaksi tertentu. Kurs spot, kurs sekarang maupun kurs historis dapat merupakan kurs tetap atau mengambang, tergantung pada mata uang tertentu yang dilibatkan.
- Kurs mengambang, tetap dan berganda Kurs mengambang atau kurs bebas adalah nilai mata uang yang dipengaruhi oleh daya beli dipasar dunia (permintaan dan penawaran serta factor-faktor lain dalam pasar uang dunia). Kurs tetap atau kurs resmi adalah nilai mata uang yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak dipengaruhi perubahan dipasar dunia. Kurs berganda terjadi jika pemerintah untuk tujuan tertentu menetapkan kurs yang berbeda untuk transaksi yang berbeda.
- Perhitungan kurs Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran serta unit pengukuran. Pertukaran matta uang asing dapat dilakukan dalam dua cara:
- Perhitungan langsung yaitu menbandingkan mata uang domestic dengan mata uang asing ( dinyatakan dalam rupiah).
- Perhitungan tidak langsung yaitu membandingkan mata uang asing dengan mata uang domestic (dinyatakan dalam mata uang asing).
D. TRANSAKSI MATA UANG ASING SELAIN KONTRAK BERJANGKA
Transaksi yang terjadi dalam sautu Negara merupakan
transaksi lokal yang dinilai dan dicatat dalam mata uang Negara tersebut. Transaksi
luar negeri adalah trasaksi yang terjadi antar luar Negara atau antar
perusahaan dari Negara yang berbeda. Transaksi mata uang asing adalah trasaksi
dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang
fungsional suatu entitas. Jadi, sebuah transaksi luar negeri tidak otomatis
merupakan transaksi mata uang asing.
1. Ketentuan dalam PSAK Ketentuan yang tercantum dalam PSAK no 10 hanya
diterapkan dalam trasaksi mata uang asing dan untuk laporan keuangan mata uang
luar negeri untuk trasaksi mata uang asing selain kontrak berjangka,
maka:
- Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran , keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinilai dan dicatat dalam mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
- Pada setiap tanggal neraca, sdaldo yang tercatat dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.
- pos aktiva dan kewajiban moneter dalam matya uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
- Pos non moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.
- Pos non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
2. Penjabaran pada Kurs Spot Syarat utama bagi transaksi mata uang asing
adalah membuat transaksi tersebut adalah bahwa transaksi tersebut dijabarkan
dalam mata uang domestik pada kurs spot yang terjadi pada tanggal tersebut. Unit
pengukuran berubah dari mata uang asing ke mata uang fungsional. PSAK no 10
menyatakan:“keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam
perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya
dan penyelesaian transdaksi berada dalam suatu priode transaksi yang sama maka
sluruh selisih kurs diakui pada priode kurs. Namun jika timbulnya dan
diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa priode akuntansi, maka
selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan kurs
untuk masing-masing priode”. Kerugian akibat pertukaran mata uang asing hanya
terjadi jika tagihan dalam mata uang asing dan kerugian terjadi pada saat
pencatatan pembayaran bukan pada pencatatan transaksi pertama..
E. KONTRAK FORWARD MATA UANG DAN PERJANJIAN LAINNYA
Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau pembelian mata
uang asing untuk menghindari resiko memegang hutang dan piutang dalam mata uang
asing. Untuk menghindari resiko fluktuasi nilai mata uang asing, ada satu cara
yang sering digunakan adalah kontrak berjangka. Dalam FASB no 52 disebutkan
bahwa kontrak berjangka adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran mata uang
yang berbeda pada satu waktu tertentu dimasa yang akan datang dan pada kurs
tertentu yang disepakati (forwad rate). PSAK no 10 menyatakan bahwa transaksi
valuta berjangka adalah transaksi pertukaran dua valut asing melalui pembelian
tunai dengan penjualan kembali secara berjangka. Empat situasi dimana kontrak
berjangka ini digunakan adalah sebagai berikut:
a. Spekulasi
Bertujuan untuk berspekulasi dalam perubahan kurs, Keuntungan dan
kerugian pertukaran diakui langsung setiap terjadi perubahan kurs forward (
kurs tertentu yang disepakati padca masa yang akan datang oleh perusahaan yang
melakukan hedging dengan pialang ), Efek pendapatan sama dengan kerugian dan
keuntungan pertukarfan yhang diakui
b. Hedging atas posisi aktiva atau kewajiban bersih. Bertujuan untuk
mengimbangi eksposur posisi aktiva atau kewajiban berfsih yang ada. Keuntungabn
dan kerugian pertukaran diakui langsung namun diimbangi oleh keuntungan serta
kerugian yang bersesuaian pada posisi aktiva dcan kewajiban bersih. Premium dan
diskon atas kontrak berjangka diamortisasi sebagai pendapatan sepanjang masa
kontrak berjangka. Efek pendapatan sama dengan amortisasi dari premium atau
diskon ( saling ofset keuntungan dan kerugian )
c. Hedging atas komitmen yang dapat didentufikasi.
Hedging dicapat diidentifikasi jika dianggap efektif dan mata uang tersebut
tetap/tidak berubah. Bertujuan untuk mengimbangi exposure pembelian atau
penjujalan yang akan direalisasikan pada masa yang akan datang,dacn mengunci
harga dari kontrak yang ada dalam mata uang domestic. Keuntungan dan
kerugian pertukaran ditangguhkan sampai komitmen direalisasikan menjadi
transaksi selanjutnya keuntungan dcan kerugian yang ditangguhkan tadi
diperlakukan sebagai penyesuaian terhadcap harga transaksi. Pilihan
premium dan diskon dapat langsung diamortisasi sebagai pendapatan atau
ditangguhkan dan diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap hargab transaksi.
d. Hedging atas investasi bersih dalam entitas luar negeri.
Bertujuan untuk mengimbangi exposure investasi bersih yang ada dalam
sebuah entitas luar negeri Keuntungan dan kerugian pertukarfan diakui
sebagai penyesujaian ekuitas dcan akan mengimbangi pennyesuaian ekuitas yang
dicatat dalam investasi bersih.
F. PERBEDAAN TRANSLASI DAN KONVERSI ANTAR MATA UANG ASING
Translasi mata uang asing adalah Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi
antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain
secara fisik. Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan unit
moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris
disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik
yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi,
memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait
yang terjadi.
G. ISTILAH DALAM TRANSLASI MATA UANG ASING
- Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
- Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
- Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
- Kontrak pertukaran forward,merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
- Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
- Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
- Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
- Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
- Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya. Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS) no.52, 1981.
- Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
- Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
- Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
- Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang berlaku sekarang.
- Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
- Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
- Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
- Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional perusahaan.
- Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
- Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
- Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
- Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya.
- Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
- Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
- Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
- Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
- Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang tertagih.
- Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
- Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi perusahaan pelapor.
- Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
- Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
H. PERBEDAAN KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Jika sudut pandang mata uang local yang digunakan ( sudut
pandang perusahaan local), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan
tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba
akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para
pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus
diperlakukan dari sudut pandang mata uang local sebagai penyesuaian terhadap
ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit
pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan ( sudut pandang induk
perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian
translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak
perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan
dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
I. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI MATA UANG ASING
- Penagguhan Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestic dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
- Pengangguhan dan Amortisasi Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban bunga.
- Penangguhan parsial Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
- Tidak ditangguhkan Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestic dan harus diakui.
J. PENGARUH METODE TRANSLASI MATA UANG ASING TERHADAP LAPORAN
KEUANGAN
Walaupun sebagian besar isu teknis dalam akuntansi
cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu,
translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu pengecualian. Bahwa tren ini
akan terus berlanjut didukung oleh perkembangan-perkembangan seperti runtuhnya
dominasi mata uang dolar, pergerakan nilai mata uang yang disetujui oleh
pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar modal dunia, yang telah meningkatkan
pentingnya pelaporan dan pengungkapan keuangan. Perkembangan-perkembangan
seperti ini telah berperan besar meningkatkan ketertarikan eksekutif-¬eksekutif
keuangan, akuntan, dan komunitas keuangan pada pentingnya dan
konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari translasi valuta asing. Mari kita lihat
hakekat dan perkembangan dari teki-teki akuntansi intemasional ini.
K. EVALUASI DAN PEMILIHAN METODE TRANSLASI MATA UANG ASING
Berdasarkan metode temporal, pos-pos moneter seperti kas,
piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos moneter
ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar pengukuran pada awalnya. Secara
khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata uang asing sebesar biaya
histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa demikian? Hal ini
dikarenakan biaya histories dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan
kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya histories dalam mata uang
domestik. Keempat metode yang dibahas pada satu waktu pernah digunakan di
Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga hari ini di berbagai Negara. Secara
umum, metode ini menimbulkan hasil translasi mata uang asing yang cukup
berbeda. Ketiga metode yang pertama (metode kurs kini, metode kini-non-kini,
dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam mengidentifikasikan aktiva dan
kewajiban manakah yang beresiko atau dapat dilindungi dari resiko mata uang
asing. Kemudian, metode translasi diterapkan secara konsisten dengan
memperhatikan perbedaan tersebut.
L. HUBUNGAN TRANSLASI MATA UANG ASING DENGAN INFLASI
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya
perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada
akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh
lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba
yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi
yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar
yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar
negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan
yang palsu atas keuntungan masa depan. FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum
proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka
dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di
AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang
fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan
hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar
aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan
menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam
mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang
signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak
dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.
sumber:
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/translasi-mata-uang-asing.html
http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/27/translasi-valuta-asing/
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:cS8UpMk5K-EJ:pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/32026-6
923097097622.doc+perbedaan+translasi+dan+konversi+antar+mata+uang+asing&hl=id&gl=id
BAB 6 PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
1. DEFINISI PERUBAHAN HARGA Dalam perubahan harga dikenal 2 istilah, yaitu
:
1. Pergerakan harga umum Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara
rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami
perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation),
sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
2. Pergerakan harga spesifik Perubahan harga spesifik mengacu pada
perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan
dalam permintaan dan penawaran. Laju inflasi lokal mempengaruhi kurs valuta
asing yang digunakan untuk mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke
dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestic. Selama periode inflasi, nilai
aktifa yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai
terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah
menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih
tinggi. Laba yang dinilai lebih tinggi pada gilirannya akan menyebabkan :
a. Kenaikan dalam proporsi pajak.
b. Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
c. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
d. Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak
keuntungan yang sangat besar). Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan
perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan
kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan. Mengakui pengaruh
inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena beberapa alasan :
- Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
- Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
- Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
2. JENIS-JENIS PENYESUAIAN INLASI
- Model historical cost - constant purchasing power – daya beli tetap - biaya historis jumlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli) umum.
- Model currett-cost – biaya-kini aset dinilai dari biaya kininya daripada biaya historisnya. laba didefinisikan sebagai kekayaan bersih setelah pajak dari perusahaan.
- Biaya Kini disesuaikan dengan tingkat harga umum merupakan gabungan dari Model historical cost-constant purchasing power dan Model currett-cost. menggunakan indeks harga umum maupun khusus
3. SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI
INFLASI
A. Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan
Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,untuk
selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89)
untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang
berubah. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi
berikut untuk 5 tahun terakhir
- Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
- Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
- Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
- Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dpulhkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulhkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum).
- Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
- Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
- Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
- Dividen per saham biasa.
- Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
- Tingkat Indeks HArga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan. Untuk meningkatkan daya banding data tersebut, informasi dapat disajikan :
1. Ekuivalen daya beli rata-rata (atau akhir tahun).
2. Dollar periode dasar (1967) yang digunakan dalam menghitung CPI.
B. Inggris
Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC)
menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard
Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3
tahun pada bulan Maret 1980. Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan
neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris
memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
- Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
- Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
- Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai. SSAP mengharuskan dua angka yang mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu :
- Penyesuaian modal kerja moneter mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya.
- Mekanisme penyesuaian memungkinkan pengaruh perubahan harga spesfik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan.
C. Brazil
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur
devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung,
investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi
atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas
pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan
akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga
terhadap modal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara
terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi
Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk
perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan
yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi
dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsional.
4. BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan
dan kinerja operasi dalam mata uang local menjadi tidak berarti lagi dalam
suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang membahas Pelaporan
keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya
merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara
khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata
uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkann pada kerangka penilaian
biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli
konstan pada tanggal neraca.
5. ISU-ISU MENGENAI INFLASI Terdapat empat isu akuntansi
inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
- Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
- Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
- Akuntansi inflasi luar negeri.
- Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Sumber : Choi, Frederick
D.S and Gary K. Meek. 2010. International
Pelaporan Keuangan dan Accounting. Buku 2. Salemba Empat.
Jakarta. Perubahan Harga 22 04 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar