1. Definisi Manjemen Resiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.
Pentingnya Manajemen Resiko Keuangan :
o Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang
cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengendalikan resiko keuangan.
o Adanya harapan yang besar dari investor
pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu
mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif.
2. Tujuan Manajemen Resiko
Tujuan utama manajemen risiko keuangan
adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak
terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko
volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar.
Meskipun volatilitas harga atau tingkat,
akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya:
·
Risiko Likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat
diperdagangkan secara bebas,
·
Diskontinuitas Pasar, mengacu pada risiko
bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap,
·
Risiko Kredit, merupakan kemungkinan bahwa
pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya,
·
Risiko Regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public
melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu,
·
Risiko Pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak
dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan
·
Risiko Akuntansi, adalah peluang bahwa
suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi
yang hendak dilindung nilai.
3. Komponen-Komponen Utama
Resiko Mata Uang Asing
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi
atas volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan
harga sekuritas, industri jasa keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai
keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument
keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah
perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya,
risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali
tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan
pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk
keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan
internal dan masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat
penting
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
ü Accounting risk (risiko akuntansi):
Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu transaksi tidak
tersedia.
ü Balance sheet hedge (lindung nilai neraca):
Mengurangi eksposur valuta asing yang dihadapi dengan membedakan berbagai
aktiva dan kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
ü Counterparty (pihak lawan):
Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
ü Credit risk (risiko kredit): Risiko
bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas kewajibannya.
ü Derivatif: Perjanjian kontraktual
yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan nilai yang berasal dari
instrument atau komoditas keuangan lainnya.
ü Economic exposure (eksposur ekonomi):
Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap biaya dan pendapatan perusahaan
di masa depan.
ü Exposure management (manajemen eksposur):
Penyusunan strukturdalam perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan
kursterhadap laba.
ü Foreign currency
commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen penjualan/pembelian perusahaan yang
berdenominasi dalam mata uang asing.
ü Inflation differential (perbedaan inflasi):
Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau lebih.
ü Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan
untuk melakukan perdagangan suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
ü Market discontinuities (diskontinuitas pasar):
Perubahan nilai pasar secara mendadak dan signifikan.
ü Market risk (risiko pasar): Risiko
kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga valuta asing, kredit
komoditas, dan ekuitas.
ü Net exposed asset position (risiko potensial
posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga
disebut sebagai posisi positif).
ü Net exposed liability position (risiko potensial
posisi kewajiban bersih): Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva
(juga disebut sebagai posisi negatif).
ü Net investment (investasi bersih):
Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi pada suatu perusahaan.
ü National amount (jumlah nasional):
Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk menentukan penyelesaian.
ü Operational hedge (lindung nilai
operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang memfokuskan pada variabel
yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata uang asing.
ü Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk
membeli atau menjual suatu kontrak keuangan sebesar harga yang ditentukan
sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
ü Regulatory risk (risiko regulator) :
Risiko bahwa suatu undang-undang public akan membatasi maksud penggunaan suatu
produk keuangan.
ü Risk mapping (pemetaan risiko) :
Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar dengan berbagai variabel
laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis
kemungkinan terjadinya.
ü Structural hedges (lindung nilai
struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi keseluruhan
eksposur valuta asing suatu perusahaan.
ü Tax risk (risiko pajak): Risiko
bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
ü Translation exposure (eksposur translasi):
Mengukur pengaruh dalam mata uang induk perusahaan atas perubahan valuta asing
terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
ü Transaction potential
risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian valuta asing yang
timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang asing.
ü Value at risk (nilai atas risiko):
Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu perusahaan yang disebabkan
oleh perubahan dalam kondisi pasar.
ü Value driver (pemicu nilai):
Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yang mempengaruhi nilai perusahaan.
4. Tugas dalam Mengelola
Resiko Mata Uang Asing
Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai
perusahaan dengan mengidentifikasi, mengendalikan/mengelola risiko keuangan
yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas
masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan
beberapa alasan berikut:
ü Manajemen eksposur membantu dalam
menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil
dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi
arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan
kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran
jasa utang kontraktual.
ü Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan
perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama. Contohnya
pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan lindung nilai risiko suku bunga
dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran.
ü Para pemberi pinjaman, karyawan, dan
pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya
memiliki toleransi risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham,
sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan
pemegang saham dan pemegang obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana
pensiun yang dikelola pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan
memberi kesempatan untuk berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus
membeli atau menjual instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang
ditimbulkan oleh risiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada
pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi
risiko yang dihadapi oleh konsumen.
5. Pendefinisian dan
Penghitungan Resiko Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang
signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca
laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi
perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak perusahaan luar
negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata
uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata
uang ke mata uang lainnya disebut translasi. Translasi tidak sama dengan
konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang yang lain
secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti hanya
sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai ekuivalen
DollarAS.
Potensi risiko translasi ini mengukur
pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan
keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap
laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
Dikatakan potensi
risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban
(yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang
asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai
mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
Potensi risiko negatif apabila kewajiban
terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran
akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini juga berpusat pada
potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan
dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi
yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi
memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi
berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional,
tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward
mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna
usaha jangka panjang.
6. Perbedaan Resiko
Akuntansi dan Resiko Ekonomi
Akuntansi manajemen memainkan peran yang
penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait
dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi
perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai
pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai
risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu
nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata
uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata
uang Negara domestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestik
mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko
kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu
fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran
masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang dimainkan oleh para
akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi
penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko
kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan
dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang,
manajemen risiko mencakup:
à antisipasi pergerakan kurs,
à pengukuran risiko kurs valuta asing yang
dihadapi perusahaan,
à perancangan strategi perlindungan yang
memadai,
à pembuatan pengendalian manajemen risiko
internal.
Manajer keuangan harus memiliki informasi
mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan kurs dan dapat
menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien dan efektif.
7. Strategi Perlindungan
Nilai Tukar dan Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan
Setelah mengidentifikasi potensi risiko,
selanjutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau
bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
© Lindung Nilai Neraca
Strategi perlindungan dengan menyesuaikan
tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang
terpapar, yang akan dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
Contoh metode lindung nilai pada suatu
anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi adalah:
a. Mempertahankan saldo kas
dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung
operasi berjalan.
b. Mengembalikan laba yang
di atas jumlah yang diperlukan untukekspansi modal kepada induk perusahaan.
c. Mempercepat
(memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagangyang beredar dalam mata uang
local.
d. Menunda (memperlambat-lagging)
pembayaran utang dalam mata uang local.
e. Mempercepat pembayaran
utang dalam mata uang asing.
f. Menginvestasikan
kelebihan utang tunai ke dalam persediaan danaktiva lainnya dalam mata uang
local yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
g. Berinvestasi dalam
aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat
© Lindung Nilai
Operasional
Lindung nilai operasional berfokus pada
variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang lebih
besar terhadap potensi kerugian mata uang. Lindung nilai structural mencakup
relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi
perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah dan komponen
manufaktur.
© Lindung Nilai
Kontraktual
Salah satu bentuk lindung nilai dengan
instrumen keuangan, baik instrument derivatif maupun instrument dasar. Produk
instrument ini mencakup kontrak forward, future, opsi, dan gabungan ketiganya
dikembangkan. Untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para
manajer dalam mengelola potensi risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan Akuntansi
Sebelum standar dibuat, standar akuntansi
global untuk produk derivatif tidak lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan
secara bertahap. Kebanyakan instrument keuangan, yang sifatnya dapat
dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB
menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April
2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi
untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi
panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap
akuntansi untuk derivative keuangan.
Provisi dasar standar ini adalah:
ü Instrument-instrumen derivatif dicatat
pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban. Instrumen derivatif dicatat sebesar
nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada kontrak utama yang tidak dicatat
sebesar nilai wajarnya.
ü Keuntungan atau kerugian dari perubahan
dalam nilai wajar instrument derivatif, bukan termasuk aktiva atau kewajiban,
namun diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai lindung nilai.
ü Lindung nilai haruslah sangat efektif agar
layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau kerugian
atas instrument lindung nilai secara tepat harus mengimbangi keuntungan atau
kerugian sesuatu yang dilindung nilai.
ü Hubungan lindung nilai harus
terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan.
ü Keuntungan/kerugian dari investasi bersih
dalam mata uang asing (posisi aktiva atau kewajiban terpapar bersih) pada
awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya. Selanjutnya direklasifikasikan
ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi.
ü Keuntungan/kerugian dari lindung nilai
terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, seperti perkiraan penjualan
ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif.
Keuntungan/kerugian diakui dalam laba apabila transaksi yang diperkirakan
terjadi itu mempengaruhi laba.
Namun, meskipun aturan penuntun yang
dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan
derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan
nilai wajar. Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika
lindung nilai dianggap sangatlah tidak efektif untuk mengimbangi risiko valas.
8. Masalah Akuntansi dan
Pengendalian, Terkait dengan Manajemen Resiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Perusahaan-perusahaan secara
berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk
memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local.
Strategi-strategi lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar
negeri bisa sangat berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan
kesempatan timbulnya peningkatan arus kas perusahaan.
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar
luar negeri yang telah dicabut atau berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan
untuk memperluas perdagangan internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan
nasional berubah menjadi perusahaan multinasional (multinasional corporation)
yang didefinisikan sebagai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu
bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah
memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi
sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan harus memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi
tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga
risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-keputusan berlandaskan
tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi di sisi lain,
perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas, yang membuat
keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh
perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan, kendala regulatori, dan kendala
etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan karakteristik tiap
negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada
seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain
yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri
digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis
internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-metode berikut:
·
Perdagangan internasional
·
Licensing
·
Franchising
·
Usaha patungan
·
Akuisisi perusahaan
·
Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional meminta
investasi langsung dalam operasi-operasinya di luar negeri atau lebih dikenal
dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI). Perdagangan internasional dan
pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena keduanya tidak
melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar negeri. Franchising dan
usaha patungan cenderung meminta investasi langsung, tetapi dalam jumlah
relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru merupakan elemen DFI
yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah
MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis internasional
dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara
asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC terhadap
pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik.
Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta dengan
valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus
berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak
pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk
membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu,
ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk,
permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam
pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi
ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian
terhadap nilai tukar mata uang asing dengan lindung nilai. Namun, setiap
strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program
lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan akan
membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek menajamen risiko.
Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai
kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya,
pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti
bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada,
bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol
terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram
manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan,
dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup
dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu
unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen risiko
valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat perusahaan. Hal ini memungkinkan
para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada usaha intinya. Namun
demikian, ketika membandingkan hasil actual dan hasil yang diperkirakan, sistem
evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan untukmembandingkan keberhasilan
perlindungan risiko perusahaan.
Referensi
:
1.
Muharidwan. (21 Juni 2013). Bab 10 Manajemen Resiko Keuangan.
Diperoleh 28 Mei 2014 dari http://vixionholick.wordpress.com/2013/06/21/bab-10-manajemen-resiko-keuangan/
2.
Ykrespati. (28 April 2013). Manajemen Resiko Keuangan (Bab 10).
Diperoleh 28 Mei 2014 dari http://ykrespati.wordpress.com/2013/04/28/manajemen-risiko-keuangan-bab-10/
3.
Achi Nanderimz. (8 Juli 2011). Manajemen Resiko Keuangan. Diperoleh 28
Mei 2014 dari http://achinanderimz.blogspot.com/2011/07/manajemen-risiko-keuangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar